buatlah puisi terdiri dari 4 bait dan buatlah prosanya!
B. Indonesia
destryrambu
Pertanyaan
buatlah puisi terdiri dari 4 bait dan buatlah prosanya!
2 Jawaban
-
1. Jawaban ca686
KRAWANG BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Parafrase
KRAWANG-BEKASI
(Dan) Kami (,) yang kini terbaring (meninggal) antara Krawang-(dan) Bekasi
(Kami) tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru (suara perjuangan) kami,
terbayang kami (ingin) maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam (keadaan) hening di malam (yang) sepi
Jika dada (te)rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami (telah) mati muda. Yang (ter)tinggal (dari kami hanya) tulang diliputi debu.
(Selalulah) Kenang (kami), kenanglah (jasa) kami.
(Karena) Kami sudah coba apa yang kami (mampu) bisa (lakukan)
Tapi kerja belum selesai,(karena) belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa (yang terbaring gugur)
(Namun) Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
(Karena) Kaulah lagi yang (akan) tentukan (sendiri) nilai (harga diri) tulang-tulang berserakan(tersebut)
Atau (hanyalah) jiwa kami melayang untuk kemerdekaan(,) kemenangan dan harapan (bangsa)(.)
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, (karena) kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata (untuk bangsa dan kami yang telah gugur)(.)
Kami bicara padamu dalam (keadaan) hening di malam (yang) sepi
Jika ada (te)rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
(Selalulah) Kenang (kami), kenanglah (jasa) kami
Teruskan (selalu), teruskan (semangat dalam) jiwa kami
(Yang setia) Menjaga Bung Karno(,)
menjaga Bung Hatta
(dan) menjaga Bung Sjahrir
(Tapi) Kami sekarang mayat
(Namun) Berikan kami arti (bagi kami)(.)
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian (bangsa)(.)
(Selalulah) Kenang (kami), kenanglah (jasa) kami
yang (ter)tinggal (dari kami) (hanyalah) tulang-tulang diliputi debu(.)
Beribu kami terbaring (gugur) antara Krawang-Bekasi
Maaf jika salah -
2. Jawaban Tiaaa2209
AYAHKU YANG HEBAT Ayah kau memang tidak mengandungku Tapi darahmu mengalir didarahku Darimu aku mewarisi kedermawananmu Dan kerendahan hatimu
Memang ayah tidak melahirkanku Tapi kaulah orang yang pertama mengantarkanku Dalam tauhid ketika aku lahir
Ayah memang tidak menyusuiku Tapi dari keringatnyalah tiap suapan yang menjadi air susuku
Prosa : Ayahku yang Hebat Ayahku yang gigih dia bekerja setiap hari. Untuk menafkahi keluargaku, dan ayah kumewarisi kedermawaan serta kerendahan hatinya kepadaku, dialah yang pertama mengenalkanku kepada Allah SWT lewat lantunan suara adzan ketika aku dilahirkan Langkah demi langkah ayah berjalan dengan pasti. Banting tulang mencari rezeki yang halal. Saya sadari meski ayah tidak menyusuiku tapi dari keringatnyalah setiap suapan yang menjadi air susuku dan membesarkanku hingga saat ini.